Jumlah populasi
± 100.000.000 (2009)
Kawasan dengan populasi yang
signifikan
Indonesia
95.217.022
[1]
Jawa Tengah
31.560.859
Jawa Timur
30.019.156
Jawa Barat
5.710.652
Lampung
4.856.924
Sumatera Utara
4.319.719
Jakarta
3.453.453
Yogyakarta
3.331.355
Sumatera Selatan
2.037.715
Banten
1.657.470
Riau
1.608.268
Kalimantan Timur
1.069.826
Jambi
893.156
Kalimantan Selatan
524.357
Kalimantan Tengah
478.434
Kalimantan Barat
427.333
Kepulauan Riau
417.438
Aceh
400.023
Bengkulu
387.281
Bali
372.514
Papua
233.145
Sulawesi Selatan
229.074
Sulawesi Tengah
221.001
Sumatera Barat
217.096
Sulawesi Tenggara
159.170
Papua Barat
111.274
Bangka Belitung
101.655
Maluku
79.340
Nusa Tenggara Barat
78.916
Sulawesi Utara
70.934
Sulawesi Barat
56.960
Nusa Tenggara Timur
54.511
Maluku Utara
42.724
Bahasa
Jawa , Indonesia, Melayu
(dituturkan oleh komunitas yang
berdomisili di Malaysia dan
Singapura ), Belanda (hanya
digunakan oleh yang tinggal di
Belanda dan Suriname)
Agama
Islam, Kristen (termasuk Katolik
dan Protestan), Kejawen , Hindu ,
Buddha dan Konghucu[2] (semua
resmi).
Kelompok etnik terdekat
suku Sunda , suku Madura , suku
Bali. [rujukan? ]
Seorang gadis Jawa di sekitar tahun
1900
Suku Jawa ( Jawa ngoko: ꦮꦺꦴꦁꦗꦮ wong
Jawa , Jawa krama: ꦠꦶꦲꦾꦁꦗꦮꦶ tiyang
Jawi) merupakan suku bangsa
terbesar di Indonesia yang berasal
dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Yogyakarta . Setidaknya 41,7%
penduduk Indonesia merupakan
etnis Jawa. [3] Selain di ketiga
provinsi tersebut, suku Jawa banyak
bermukim di Lampung, Banten ,
Jakarta , dan Sumatera Utara. Di Jawa
Barat mereka banyak ditemukan di
Kabupaten Indramayu dan Cirebon .
Suku Jawa juga memiliki sub-suku,
seperti suku Osing, orang Samin,
suku Bawean/Boyan, Naga, Nagaring ,
suku Tengger, dan lain-lain. [4]
Selain itu, suku Jawa ada pula yang
berada di negara Suriname, Amerika
Tengah karena pada masa kolonial
Belanda suku ini dibawa ke sana
sebagai pekerja dan kini suku Jawa
di sana dikenal sebagai Jawa
Suriname.
Bahasa
Artikel utama untuk bagian ini
adalah: Bahasa Jawa
Suku bangsa Jawa sebagian besar
menggunakan bahasa Jawa dalam
bertutur sehari-hari. Dalam sebuah
survei yang diadakan majalah Tempo
pada awal dasawarsa 1990-an,
kurang lebih hanya 12% orang Jawa
yang menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa mereka
sehari-hari, sekitar 18%
menggunakan bahasa Jawa dan
Indonesia secara campur, dan
selebihnya hanya menggunakan
bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa memiliki aturan
perbedaan kosa kata dan intonasi
berdasarkan hubungan antara
pembicara dan lawan bicara, yang
dikenal dengan unggah-ungguh .
Aspek kebahasaan ini memiliki
pengaruh sosial yang kuat dalam
budaya Jawa, dan membuat orang
Jawa biasanya sangat sadar akan
status sosialnya di masyarakat.
Budaya Jawa
Artikel utama untuk bagian ini
adalah: Budaya Jawa
Budaya Jawa adalah budaya yang
berasal dari Jawa dan dianut oleh
masyarakat Jawa khususnya di Jawa
Tengah, DIY dan Jawa Timur . Budaya
Jawa secara garis besar dapat dibagi
menjadi 3 yaitu budaya
Banyumasan, budaya Jawa Tengah-
DIY dan budaya Jawa Timur. Budaya
Jawa mengutamakan keseimbangan,
keselarasan dan keserasian dalam
kehidupan sehari hari. Budaya Jawa
menjunjung tinggi kesopanan dan
kesederhanaan. Budaya Jawa selain
terdapat di Jawa Tengah, DIY dan
Jawa Timur terdapat juga di daerah
perantauan orang Jawa yaitu di
Jakarta , Sumatera dan Suriname.
Bahkan budaya Jawa termasuk salah
satu budaya di Indonesia yang
paling banyak diminati di luar
negeri. Beberapa budaya Jawa yang
diminati di luar negeri adalah
Wayang Kulit, Keris , Batik dan
Gamelan . Di Malaysia dan Filipina
dikenal istilah keris karena pengaruh
Majapahit .[5] LSM Kampung
Halaman dari Yogyakarta yang
menggunakan wayang remaja adalah
LSM Asia pertama yang menerima
penghargaan seni dari AS tahun
2011. [6] [7] Gamelan Jawa menjadi
pelajaran wajib di AS, Singapura dan
Selandia Baru. [8] [9] Gamelan Jawa
rutin digelar di AS-Eropa atas
permintaan warga AS-Eropa. [10]
Sastra Jawa Negarakretagama
menjadi satu satunya karya sastra
Indonesia yang diakui UNESCO
sebagai Memori Dunia. [11] Menurut
Guru Besar Arkeologi Asia Tenggara
National University of Singapore John
N. Miksic jangkauan kekuasaan
Majapahit meliputi Sumatera dan
Singapura bahkan Thailand yang
dibuktikan dengan pengaruh
kebudayaan, corak bangunan, candi,
patung dan seni. [12] Budaya Jawa
termasuk unik karena membagi
tingkat bahasa Jawa menjadi
beberapa tingkat yaitu Ngoko, Madya
Krama.
Kepercayaan
Orang Jawa sebagian besar secara
nominal menganut agama Islam.
Tetapi ada juga yang menganut
agama Protestan dan Katolik . Mereka
juga terdapat di daerah pedesaan.
Penganut agama Buddha dan Hindu
juga ditemukan pula di antara
masyarakat Jawa. Ada pula filsafat
suku Jawa yang disebut sebagai
filsafat Kejawen .[13] filsafat ini
berbeda dengan Taoisme dan
Konfusianisme yang tidak memeluk
agama tertentu, kejawen merupakan
filsafat yang memperbolehkan
bahkan menganjurkan untuk
memeluk agama. ada pula kaum
Abangan yang nominal menganut
islam namun dalam praktiknya
masih banyak terpengaruh animisme
dengan pengaruh Hindu-Buddha
yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal
akan sifat sinkretisme
kepercayaannya. Semua budaya luar
diserap dan ditafsirkan menurut
nilai-nilai Jawa dikarenakan memiliki
filsafat kejawen yang dianggap
sebagai pengontrol dan melindungi
jatidirinya sebagai Orang Jawa.
Profesi
Mayoritas masyarakat Jawa berprofesi
sebagai petani. Sedangkan di
perkotaan mereka berprofesi sebagai
pegawai negeri sipil, karyawan,
pedagang, usahawan, dan lain-lain.
Masyarakat Jawa juga banyak yang
bekerja di luar negeri, masyarakat
Jawa mendominasi tenaga kerja
Indonesia di luar negeri terutama di
negara Malaysia, Singapura, Filipina,
Jepang, Arab Saudi, Kuwait, Qatar,
Uni Emirat Arab, Taiwan, Amerika
Serikat, dan Eropa. Orang Jawa juga
banyak yang menjadi pengusaha
Jawa terutama di Jateng, DIY dan
Jatim.
Stratifikasi sosial
Masyarakat Jawa juga terkenal akan
pembagian golongan-golongan
sosialnya. Pakar antropologi Amerika
yang ternama, Clifford Geertz, pada
tahun 1960-an membagi masyarakat
Jawa menjadi tiga kelompok: kaum
santri, abangan , dan priyayi .
Menurutnya kaum santri adalah
penganut agama Islam yang taat,
kaum abangan adalah penganut
Islam secara nominal atau penganut
Kejawen, sedangkan kaum Priyayi
adalah kaum bangsawan. Tetapi
dewasa ini pendapat Geertz banyak
ditentang karena ia mencampur
golongan sosial dengan golongan
kepercayaan. Kategorisasi sosial ini
juga sulit diterapkan dalam
menggolongkan orang-orang luar,
misalkan orang Indonesia lainnya
dan suku bangsa non-pribumi
seperti orang keturunan Arab,
Tionghoa, dan India .
Seni
Orang Jawa terkenal dengan budaya
seninya yang terutama dipengaruhi
oleh agama Hindu-Buddha, yaitu
pementasan wayang. Repertoar
cerita wayang atau lakon sebagian
besar berdasarkan wiracarita
Ramayana dan Mahabharata . Selain
pengaruh India, pengaruh Islam dan
Dunia Barat ada pula. Seni batik
dan keris merupakan dua bentuk
ekspresi masyarakat Jawa. Musik
gamelan , yang juga dijumpai di Bali
memegang peranan penting dalam
kehidupan budaya dan tradisi Jawa.
Tokoh-tokoh Jawa
Artikel utama untuk bagian ini
adalah: Daftar tokoh Jawa
Abdurrahman Wahid , Mantan
Presiden Republik Indonesia.
Ahmad Dahlan , Ulama (Kyai) dan
pendiri organisasi
Muhammadiyah.
Boediono, Wakil Presiden
Republik Indonesia.
Hasyim Asyari, Pendiri Nahdatul
Ulama.
HM. Soeharto , Mantan Presiden
Republik Indonesia.
Joko Widodo, Gubernur DKI
Jakarta
Julius Darmaatmadja, Uskup
Agung Jakarta dan Mantan Ketua
KWI (Konferensi Waligereja
Indonesia ) 2000-2006.
Khofifah Indar Parawansa ,
Politikus dan Mantan Menteri
Negara Pemberdayaan
Perempuan.
Megawati Soekarno Poetri,
Mantan presiden republik
indonesia dan sekaligus presiden
wanita pertama di Indonesia
Nurcholish Madjid, Cendekiawan
dan budayawan.
Paul Salam Soemohardjo, Ketua
Parlemen Suriname dan Ketua
Partai Pertjaja Luhur di Suriname.
Purnomo Yusgiantoro , Menteri
Energi dan Sumberdaya Mineral.
RA. Kartini , Pahlawan Nasional.
Saifullah Yusuf, Mantan Menteri
Negara Percepatan Pembangunan
Daerah Tertinggal. Sekarang
menjabat Wakil Gubernur Jawa
Timur.
Soekarno , Proklamator dan
mantan Presiden Republik
Indonesia.
Susilo Bambang Yudhoyono,
Presiden Republik Indonesia.
Wage Rudolf Supratman, Pencipta
lagu "Indonesia Raya".
Wahid Hasjim , Pahlawan nasional
Indonesia dan menteri negara
dalam kabinet pertama Indonesia
Hidayat Nur Wahid , Mantan Ketua
MPR RI periode tahun 2004
-2009.
Sumber : wikipefia
No comments:
Post a Comment