Friday, 9 May 2014

Suku melayu

Jumlah populasi
2010: Diperkirakan 27,8 juta.
Kawasan dengan populasi yang
signifikan
Brunei , Indonesia, Malaysia ,
Thailand , Singapura ,
Penduduk mayoritas
Malaysia
15 juta (Perkiraan 2006)
[1]
Brunei
0.25 juta (Perkiraan 2006)
[2]
Penduduk minoritas
Indonesia
8,8 juta (perkiraan 2010)
[3][4]
Thailand
7.9 juta (Perkiraan 2006)
[5]
Singapura
0.65 juta (Sensus 2000)
[6]
Bahasa
Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu ,
Bahasa Melayu Bengkulu, Bahasa
Melayu Jambi, Bahasa Melayu
Palembang, Bahasa Melayu Riau ,
Bahasa Melayu Pontianak , Bahasa
Melayu Kedah, Bahasa Melayu
Brunei , Bahasa Melayu Kelantan ,
Bahasa Melayu Terengganu ,
Bahasa Melayu Sarawak
Agama
Islam
Kelompok etnik terdekat
Aceh, Minangkabau, Banjar
Wanita Melayu di Kutai dikenali dari
bentuk khas sanggulnya (litografi
oleh C. F. Kelley berdasarkan gambar
oleh Carl Bock , tahun 1887)
Suku Melayu[7][8] adalah nama
yang menunjuk pada suatu kelompok
yang ciri utamanya adalah
penuturan bahasa Melayu . Suku
Melayu bermukim di sebagian besar
Malaysia, pesisir timur Sumatera,
sekeliling pesisir Kalimantan,
Thailand Selatan, serta pulau-pulau
kecil yang terbentang sepanjang
Selat Malaka dan Selat Karimata . Di
Indonesia, jumlah suku Melayu
sekitar 15% dari seluruh populasi,
yang sebagian besar mendiami
provinsi Sumatera Utara, Riau ,
Kepulauan Riau , Jambi , Sumatera
Selatan, Bangka Belitung , dan
Kalimantan Barat .[9]
Meskipun begitu, banyak pula
masyarakat Minangkabau ,
Mandailing, dan Dayak yang
berpindah ke wilayah pesisir timur
Sumatra dan pantai barat
Kalimantan, mengaku sebagai orang
Melayu. Selain di Nusantara, suku
Melayu juga terdapat di Sri Lanka,
Kepulauan Cocos (Keeling) (Cocos
Malays ), dan Afrika Selatan ( Cape
Malays ).
Sejarah
Nama "Malayu" berasal dari Kerajaan
Malayu yang pernah ada di kawasan
Sungai Batang Hari . Dalam
perkembangannya, Kerajaan Melayu
akhirnya takluk dan menjadi
bawahan Kerajaan Sriwijaya. [10]
Pemakaian istilah Melayu-pun
meluas hingga ke luar Sumatera,
mengikuti teritorial imperium
Sriwijaya yang berkembang hingga
ke Jawa, Kalimantan, dan
Semenanjung Malaya . Jadi orang
Melayu Semenanjung berasal dari
Sumatera. [11]
Berdasarkan prasasti Keping
Tembaga Laguna , pedagang Melayu
telah berdagang ke seluruh wilayah
Asia Tenggara, juga turut serta
membawa adat budaya dan Bahasa
Melayu pada kawasan tersebut.
Bahasa Melayu akhirnya menjadi
lingua franca menggantikan Bahasa
Sanskerta. [12] Era kejayaan Sriwijaya
merupakan masa emas bagi
peradaban Melayu, termasuk pada
masa wangsa Sailendra di Jawa,
kemudian dilanjutkan oleh kerajaan
Dharmasraya sampai pada abad
ke-14, dan terus berkembang pada
masa Kesultanan Malaka [13][14][15]
sebelum kerajaan ini ditaklukan oleh
kekuatan tentara Portugis pada
tahun 1511.
Masuknya agama Islam ke Nusantara
pada abad ke-12, diserap baik-baik
oleh masyarakat Melayu. Islamisasi
tidak hanya terjadi di kalangan
masyarakat jelata, namun telah
menjadi corak pemerintahan
kerajaan-kerajaan Melayu. Di antara
kerajaan-kerajaan tersebut ialah
Kesultanan Johor , Kesultanan Perak ,
Kesultanan Pahang, Kesultanan
Brunei , dan Kesultanan Siak .
Kedatangan kolonialis Eropa telah
menyebabkan terdiasporanya orang-
orang Melayu ke seluruh Nusantara,
Sri Lanka, dan Afrika Selatan. Di
perantauan, mereka banyak mengisi
pos-pos kerajaan seperti menjadi
syahbandar, ulama, dan hakim.
Dalam perkembangan selanjutnya,
hampir seluruh Kepulauan
Nusantara mendapatkan pengaruh
langsung dari Suku Melayu. Bahasa
Melayu yang telah berkembang dan
dipakai oleh banyak masyarakat
Nusantara, akhirnya dipilih menjadi
bahasa nasional Indonesia , Malaysia,
dan Brunei .
Etimologi
Ptolemy (90 - 168 M) dalam karyanya
Geographia mencatat sebuah
tanjung di Aurea Chersonesus
(Semenanjung Melayu) yang
bernama Maleu-kolon , yang diyakini
berasal dari Bahasa Sanskerta ,
malayakolam atau malaikurram [16] .
Berdasarkan G. E. Gerini, Maleu-
Kolon saat ini merujuk pada Tanjung
Kuantan atau Tanjung Penyabung di
Semenanjung Malaysia.
Orang Gunung
Pada Bab 48 teks agama Hindu Vuya
Purana yang berbahasa Sanskerta,
kata Malayadvipa merujuk kepada
sebuah provinsi di pulau yang kaya
emas dan perak. Disana berdiri
bukit yang disebut dengan Malaya
yang artinya sebuah gunung besar
(Mahamalaya ). Meskipun begitu
banyak sarjana Barat, antara lain Sir
Roland Braddell menyamakan
Malayadvipa dengan Sumatera [17] .
Sedangkan para sarjana India
percaya bahwa itu merujuk pada
beberapa gunung di Semenanjung
Malaysia [18][19][20][21][22] .
Kerajaan Malayu
Dari catatan Yi Jing, seorang pendeta
Budha dari Dinasti Tang , yang
berkunjung ke Nusantara antara
tahun 688 - 695, dia menyebutkan
ada sebuah kerajaan yang dikenal
dengan Mo-Lo-Yu (Melayu), yang
berjarak 15 hari pelayaran dari
Sriwijaya . Dari Ka-Cha (Kedah),
jaraknyapun 15 hari pelayaran. [23]
Berdasarkan catatan Yi Jing, kerajaan
tersebut merupakan negara yang
merdeka dan akhirnya ditaklukkan
oleh Sriwijaya.
Berdasarkan Prasasti Padang Roco
(1286) di Sumatera Barat , ditemukan
kata-kata bhumi malayu dengan ibu
kotanya di Dharmasraya. Kerajaan ini
merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Malayu dan Sriwijaya yang telah ada
di Sumatra sejak abad ke-7.
Kemudian Adityawarman
memindahkan ibu kota kerajaan ini
ke wilayah pedalaman di
Pagaruyung.
Petualang Venesia yang terkenal,
Marco Polo dalam bukunya Travels of
Marco Polo menyebutkan tentang
Malauir yang berlokasi di bagian
selatan Semenanjung Melayu. Kata
"Melayu" dipopulerkan oleh
Kesultanan Malaka yang digunakan
untuk membenturkan kultur Malaka
dengan kultur asing yakni Jawa dan
Thai. [24] Dalam perjalanannya,
Malaka tidak hanya tercatat sebagai
pusat perdagangan yang dominan,
namun juga sebagai pusat
peradaban Melayu yang
berpengaruh luas. [25]
Melayu Malaysia
Artikel utama untuk bagian ini
adalah: Masyarakat Melayu di
Malaysia
Seorang penari mempersembahkan
tarian Ulek Mayang, sebuah
persembahan tarian dari
Terengganu , Malaysia.
Melayu Malaysia yang disebut Kaum
Melayu adalah masyarakat Melayu
berintikan orang Melayu asli tanah
Semenanjung Malaya (Melayu Anak
Jati), ditambah suku-suku pendatang
dari Indonesia dan tempat lainnya
yang disebut Melayu Anak Dagang
seperti Jawa , Minangkabau , Riau,
Mandailing, Aceh , Bugis, Bawean,
Banjar , Champa dan lain-lain. Semua
diikat oleh agama Islam dan budaya
Melayu Malaysia . Ras lain yang
beragama Islam juga dikategorikan
Kaum Melayu, seperti Tionghoa
Muslim, India Muslim, dan Arab.
Sehingga Melayu juga berarti
etnoreligius yang merupakan
"komunitas umat Islam Malaysia"
yang ada di Kerajaan Islam tersebut,
karena jika ada konsep Sultan
(umara) berarti juga ada ummat
yang dilindunginya.

Sumber : wikipedia

No comments:

Post a Comment

baca juga

iklan