Pembangkit Listrik Tenaga Ombak
(PLTO)
Dinegara- negara maju, sudah
menggunakan pembangkit listrik
tenaga ombak (PLTO). Pembangkit ini
banyak di digunakan di daerah –
daerah lepas pantai, dan di tambah
lagi dengan perkembangan teknologi
sekarang diperkirakan bisa
mengonversi per meter panjang
pantai menjadi daya listrik sebesar
20-35 kW (panjang pantai Indonesia
sekitar 80.000 km, yang terdiri dari
sekitar 17.000 pulau, dan sekitar
9.000 pulau-pulau kecil yang tidak
terjangkau arus listrik nasional, dan
penduduknya hidup dari hasil laut).
Dengan perkiraan potensi semacam
itu, seluruh pantai di Indonesia
dapat menghasilkan lebih dari 2~3
Terra Watt Ekuivalensi listrik, bahkan
tidak lebih dari 1% panjang pantai
Indonesia (~800 km) dapat memasok
minimal ~16 GW atau sama dengan
pasokan seluruh listrik di Indonesia
tahun ini.
Untuk sistem mekaniknya, PLTO
dikenal memakai teknologi OWC
(Oscillating Wave Column). Untuk
OWC ini ada dua macam, yaitu OWC
tidak terapung dan OWC terapung.
Untuk OWC tidak terapung prinsip
kerjanya sebagai berikut. Instalasi
OWC tidak terapung terdiri dari tiga
bangunan utama, yakni saluran
masukan air, reservoir
(penampungan), dan pembangkit.
Dari ketiga bangunan tersebut,
unsur yang terpenting adalah pada
tahap pemodifikasian bangunan
saluran masukan air yang tampak
berbentuk U, sebab ia bertujuan
untuk menaikkan air laut ke
reservoir.
Bangunan untuk memasukkan air
laut ini terdiri dari dua unit, kolektor
dan konverter. Kolektor berfungsi
menangkap ombak, menahan
energinya semaksimum mungkin, lalu
memusatkan gelombang tersebut ke
konverter. Konverter yang didesain
berbentuk saluran yang runcing di
salah satu ujungnya ini selanjutnya
akan meneruskan air laut tersebut
naik menuju reservoir. Karena
bentuknya yang spesifik ini, saluran
tersebut dinamakan tapchan
(tappered channel).
Setelah air tertampung pada
reservoir, proses pembangkitan
listrik tidak berbeda dengan
mekanisme kerja yang ada pada
pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Air yang sudah terkumpul itu
diterjunkan ke sisi bangunan yang
lain. Energi potensial inilah yang
berfungsi menggerakkan atau
memutar turbin pembangkit listrik.
OWC ini dapat diletakkan di sekitar
~50 m dari garis pantai pada
kedalaman sekitar ~15 m.
Selain OWC tidak terapung, kita juga
mengenal OWC tidak terapung lain
seperti OWC tidak terapung saat air
pasang. OWC ini bekerja pada saat
air pasang saja, tapi OWC ini lebih
kecil. Hasil survei hidrooseanografi
di wilayah perairan Parang Racuk
menunjukkan bahwa sistem akan
dapat membangkitkan daya listrik
optimal jika ditempatkan sebelum
gelombang pecah atau pada kedalam
4-11 meter. Pada kondisi ini akan
dapat dicapai putaran turbin antara
3000-700 rpm. Posisi prototip II OWC
(Oscillating Wave Column) masih
belum mencapai lokasi minimal yang
disyaratkan, karena kesulitan
pelaksanaan operasional alat
mekanis. Posisi ideal akan dicapai
melalui pembangunan prototip III
yang berupa sistem OWC apung.
Untuk OWC terapung, prinsip
kerjanya sama seperti OWC tidak
terapung, hanya saja peletakannya
yang berbeda.
Energi tidal juga merupakan salah
satu macam dari energi ombak.
Kelemahan energi ini diantaranya
adalah membutuhkan alat konversi
yang handal yang mampu bertahan
dengan kondisi lingkungan laut yang
keras yang disebabkan antara lain
oleh tingginya tingkat korosi dan
kuatnya arus laut.
Saat ini baru beberapa negara yang
yang sudah melakukan penelitian
secara serius dalam bidang energi
tidal, diantaranya Inggris dan
Norwegia. Di Norwegia,
pengembangan energi ini dimotori
oleh Statkraft, perusahaan
pembangkit listrik terbesar di negara
tersebut. Statkraft bahkan
memperkirakan energi tidal akan
menjadi sumber energi terbarukan
yang siap masuk tahap komersial
berikutnya di Norwegia setelah
energi hidro dan angin. Keterlibatan
perusahaan listrik besar seperti
Statkraft mengindikasikan bahwa
energi tidal memang layak
diperhitungkan baik secara teknologi
maupun ekonomis sebagai salah
satu solusi pemenuhan kebutuhan
energi dalam waktu dekat.
Sumber : yappika.blogspot.com/
Thursday, 8 May 2014
Pembangkit listrik tenaga ombak
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment