Thursday, 8 May 2014

6 Kerajaan tertua di indonesia

6. Kerajaan Tarumanegara (358-669
M)
Tarumanagara atau Kerajaan
Taruma adalah sebuah kerajaan
yang pernah berkuasa di wilayah
barat pulau Jawa pada abad ke-4
hingga abad ke-7 M. Taruma
merupakan salah satu kerajaan
tertua di Nusantara yang
meninggalkan catatan sejarah.
Dalam catatan sejarah dan
peninggalan artefak di sekitar
lokasi kerajaan, terlihat bahwa
pada saat itu Kerajaan Taruma
adalah kerajaan Hindu beraliran
Wisnu.
Bila menilik dari catatan sejarah
ataupun prasasti yang ada, tidak
ada penjelasan atau catatan yang
pasti mengenai siapakah yang
pertama kalinya mendirikan
kerajaan Tarumanegara. Raja yang
pernah berkuasa dan sangat
terkenal dalam catatan sejarah
adalah Purnawarman. Pada tahun
417 ia memerintahkan penggalian
Sungai Gomati dan Candrabaga
(Kali Bekasi) sepanjang 6112
tombak (sekitar 11 km). Selesai
penggalian, sang prabu
mengadakan selamatan dengan
menyedekahkan 1.000 ekor sapi
kepada kaum brahmana.
Bukti keberadaan Kerajaan Taruma
diketahui dengan tujuh buah
prasasti batu yang ditemukan.
Empat di Bogor, satu di Jakarta dan
satu di Lebak Banten. Dari
prasasti-prasasti ini diketahui
bahwa kerajaan dipimpin oleh
Rajadirajaguru Jayasingawarman
pada tahun 358 M dan beliau
memerintah sampai tahun 382 M.
Makam Rajadirajaguru
Jayasingawarman ada di sekitar
sungai Gomati (wilayah Bekasi).
Kerajaan Tarumanegara ialah
kelanjutan dari Kerajaan
Salakanagara.
5. Kerajaan Kutai Martadipura
(350-400 M)
Kutai Martadipura adalah kerajaan
bercorak Hindu di Nusantara yang
memiliki bukti sejarah tertua.
Kerajaan ini terletak di Muara
Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya
di hulu sungai Mahakam. Nama
Kutai diambil . Nama Kutai
diberikan oleh para ahli mengambil
dari nama tempat ditemukannya
prasasti yang menunjukkan
eksistensi kerajaan tersebut. Tidak
ada prasasti yang secara jelas
menyebutkan nama kerajaan ini
dan memang sangat sedikit
informasi yang dapat diperoleh.
4. Kerajaan Sekala Brak (Abad ke-3
M)
Sekala Brak (Baca: Sekala Bekhak)
adalah sebuah kerajaan yang
bercirikan Hindu dan dikenal
dengan Kerajaan Sekala Brak Hindu
yang setelah kedatangan Empat
Umpu dari Pagaruyung yang
menyebarkan agama Islam
kemudian berubah menjadi
Kepaksian Sekala Brak, terletak di
kaki Gunung Pesagi (gunung
tertinggi di Lampung) Yang
menjadi cikal-bakal suku bangsa
etnis Lampung saat ini.
3. Kerajaan Melayu Tua Jambi
(Abad ke-2 M)
Dharmasraya merupakan nama
ibukota dari sebuah Kerajaan
Melayu di Sumatera, nama ini
muncul seiring dengan
melemahnya kerajaan Sriwijaya
setelah serangan Rajendra
Coladewa raja Chola dari
Koromandel pada tahun 1025.
Dalam naskah berjudul Chu-fan-chi
karya Chau Ju-kua tahun 1225
disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi
memiliki 15 daerah bawahan, yaitu
Che-lan (Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi,
Ch'ai-ya atau Chaiya selatan
Thailand sekarang), Tan-ma-ling
(Tambralingga, selatan Thailand),
Ling-ya-si-kia (Langkasuka, selatan
Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), Ji-
lo-t'ing (Cherating, pantai timur
semenanjung malaya), Tong-ya-
nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara
sungai Dungun, daerah
Terengganu sekarang), Tsien-mai
(Semawe, pantai timur
semenanjung malaya), Pa-t'a
(Sungai Paka, pantai timur
semenanjung malaya), Pong-fong
(Pahang), Lan-mu-li (Lamuri,
daerah Aceh sekarang), Kien-pi
(Jambi), Pa-lin-fong (Palembang),
Sin-to (Sunda), dan dengan
demikian, wilayah kekuasaan San-
fo-tsi membentang dari Kamboja,
Semenanjung Malaya, Sumatera
sampai Sunda.
2. Kerajaan Salakanagara (130-362
M)
Kerajaan ini adalah kerajaan yang
pertama di daerah Jawa Barat yang
pernah tercatat oleh sejarah.
Salakanagara, berdasarkan Naskah
Wangsakerta Pustaka Rajyarajya i
Bhumi Nusantara (yang disusun
sebuah panitia dengan ketuanya
Pangeran Wangsakerta)
diperkirakan merupakan kerajaan
paling awal yang ada di Nusantara)
.
Nama ahli dan sejarawan yang
membuktikan bahwa tatar Banten
memiliki nilai-nilai sejarah yang
tinggi, antara lain adalah Husein
Djajadiningrat, Tb. H. Achmad,
Hasan Mu’arif Ambary, Halwany
Michrob dan lain-lainnya. Banyak
sudah temuan-temuan mereka
disusun dalam tulisan-tulisan,
ulasan-ulasan maupun dalam
buku. Belum lagi nama-nama
seperti John Miksic, Takashi, Atja,
Saleh Danasasmita, Yoseph
Iskandar, Claude Guillot,
Ayatrohaedi, Wishnu Handoko dan
lain-lain yang menambah wawasan
mengenai Banten menjadi tambah
luas dan terbuka dengan karya-
karyanya dibuat baik dalam bahasa
Indonesia maupun bahasa Inggris.
Pendiri Salakanagara, Dewawarman
adalah duta keliling, pedagang
sekaligus perantau dari Pallawa,
Bharata (India) yang akhirnya
menetap karena menikah dengan
puteri penghulu setempat.
1. Kerajaan Kandis (sebelum
Masehi)
Kerajaan ini diperkirakan berdiri
pada 1 Sebelum Masehi,
mendahului berdirinya kerajaan
Moloyou atau Dharmasraya di
Sumatera Tengah. Dua tokoh yang
sering disebut sebagai raja
kerajaan ini adalah Patih dan
Tumenggung.
Maharaja Diraja, pendiri kerajaan
ini, sesampainya di Bukit Bakau
membangun sebuah istana yang
megah yang dinamakan dengan
Istana Dhamna. Putra Maharaja
Diraja bernama Darmaswara
dengan gelar Mangkuto Maharaja
Diraja (Putra Mahkota Maharaja
Diraja) dan gelar lainnya adalah
Datuk Rajo Tunggal (lebih akrab
dipanggil). Datuk Rajo Tunggal
memiliki senjata kebesaran yaitu
keris berhulu kepala burung
garuda yang sampai saat ini masih
dipegang oleh Danial gelar Datuk
Mangkuto Maharajo Dirajo. Datuk
Rajo Tunggal menikah dengan
putri yang cantik jelita yang
bernama Bunda Pertiwi. Bunda
Pertiwi bersaudara dengan Bunda
Darah Putih. Bunda Darah Putih
yang tua dan Bunda Pertiwi yang
bungsu. Setelah Maharaja Diraja
wafat, Datuk Rajo tunggal menjadi
raja di kerajaan Kandis. Bunda
Darah Putih dipersunting oleh
Datuk Bandaro Hitam. Lambang
kerajaan Kandis adalah sepasang
bunga raya berwarna merah dan
putih.
sumber:
http://
mozaikminang.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment

baca juga

iklan