Friday, 30 May 2014

Benarkah jokowi misionaris


 beberapa hari lalu gua baca 2 di internet tentang jokowi gua sempat tercengang ternyata ada isu bahwa jokowi misionarsis eh maksud saya mionaris langsung baca ajah nih,,>>>
Jika sukses membawa Jokowi ke Istana Negara, James Riyadi dan kelompok konglomerat Cina di Indonesia, bukan hanya sukses menguasai ekonomi dan poliltik, tetapi dengan payung politik dan lobbi di Istana, maka James Riyadi akan semakin leluasa untuk mengembangkan kristen - evengelist di Indonesia.

James Riyadi dan Jokowi sama-sama annggota Rotary Club. Mungkinkah Islam hanya tinggal nama di Indonesia ? Dengan begitu luar biasa gerakan kristenisasi James Riyadi yang didukung kekuatan dana dan sarana, serta gereja internasional, termasuk sejumlah lobbi di Washington.

Di bagian lain, menurut Permadi, yang mengaku sebagai “Penyambung Lidah Bung Karno”, mengomentari tentang Jokowi, yang belakangan ini namanya melambung berdasarkan survei-survei, menegaskan bahwa Jokowi itu didukung oleh konglomerat Cina. Permadi menyebutkan nama-nama konglomerat Cina, diantaranya seperti James Riyadi, Sofyan Wanandi, Ciputra, Tomy Winata, dan puluhan konglomerat Cina lainnya.

Menurut Permadi, orang seperti Jokowi itu, tidak akan bisa menjadi pembela rakyat dan Indonesia, justru akan menjadi pengkhianat. Jokowi juga bukan kader ideologis PDIP, tambah Permadi. Jika Jokowi berkuasa, tentu yang paling diuntungkan kelompok Cina dan kepentingan Barat di Indonesia.

Berdasarkan informasi yang sifatnya “inside” seperti diungkapkan oleh Permadi, menjelaskan Jokowi hanyalah akan menjadi “boneka” kepentingan-kepentingan para “stake holder” (pemangku kuasa), yaitu antara Cina dan Barat.

Ada peristiwa yang menjadi isyarat penting, dan sejatinya mewakili kepentingan Barat, yaitu pertemuan antara Jokowi dengan Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague. Dengan “cover” membahas soal korupsi. Ini tidak lazim.

Pertemuan Jokowi dengan William Hague itu, pertama antara pejabat sekapasitas Gubernur dengan Menteri Luar Negeri Inggris, yang merupakan peristiwa pertama kali pula dalam sejarah Indonesia. Pertemuan itu, hanyalah menegaskan dukungan Barat kepada Jokowi, dan diwakili oleh Menlu Inggris, William Hague.

Kepentingan Cina dan Barat di Indonesia, sudah sangat berlebihan, dan semua itu hanyalah menghancurkan bangsa. Tidak ada yang lain.

Di era reformasi rakyat miskin semakin miskin. Karena mereka tidak memiliki akses politik dan ekonomi. Partai-partai politik yang ada hanyalah menjadi broker politik, dan tidak pernah menjadi penjaga kepentingan rakyat secara luas.

Kesenjangan itu terjadi akibat perbedaan ‘income’ perkapita antara kalangan “the haves” terutama orang-orang Cina dan konglomerat Cina yang sudah menguasai 80 persen asset ekonomi Indonesia.

Kalangan Cina dan konglomerat Cina, income mereka sudah mencapai $ 30.000 dollar perkapita, sedangkan rakyat dan kaum pribumi, paling hanya $ 500-1.000 dollar. Sungguh ironi.

Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani, jujur, bersih, dan berkomitmen kepada rakyat dengan sungguh-sugguh. Pemilu tidak akan pernah melahirkan model pemimpin seperti itu, karena saat ini partai-partai politik tidak dapat memproduk model pemimpin seperti itu. Wallahu’alam.

Sumber bacaan :
http://www.detikmedan.com/2013/11/inilah-para-penyandang-dana-jokowi.html
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/02/01/28897/mega-proyek-kristenisasi-james-riyadi-di-indonesia/
http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/01/30/28880/james-riyadi-mengkristenkan-indonesia-dengan-rumah-sakit/

No comments:

Post a Comment

baca juga

iklan